lil habib ahmad bin muhammad bin alwi bin hasan bin abdullah bin alwi alkaff

Rabu, 22 Juni 2011

Rahas ia Senyum Nabi Muhammad SAW

Ketika Anda membuka lembaran sirah kehidupan Muhammad saw., Anda tidak
akan pernah berhenti kagum akan kemuliaan dan kebesaran pribadi Muhammad
saw.
Sisi kebesaran itu terlihat dari sikap seimbang dan selaras dalam setiap
perilakunya, dan sikap beliau dalam menggunakan segala sarana untuk
meluluhkan kalbu setiap orang dalam setiap kesempatan.
Sarana paling besar yang dilakukan Muhammad saw. dalam dakwah dan
perilaku beliau adalah, gerakan yang tidak membutuhkan biaya besar, tidak
membutuhkan energi berlimpah, meluncur dari bibir untuk selanjutnya masuk
ke relung kalbu yang sangat dalam.
Jangan Anda tanyakan efektifitasnya dalam mempengaruhi akal pikiran,
menghilangkan kesedihan, membersihkan jiwa, menghancurkan tembok
pengalang di antara anak manusia!. Itulah ketulusan yang mengalir dari dua
bibir yang bersih, itulah senyuman!
Itulah senyuman yang direkam Al Qur an tentang kisah Nabi Sulaiman as, ketika
Ia berkata kepada seekor semut,
Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut
itu. Dan dia berdoa: Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri
nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang
ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; Dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu
yang saleh . An Naml:19
Senyuman itulah yang senantiasa keluar dari bibir mulia Muhammad saw.,
dalam setiap perilakunya. Beliau tersenyum ketika bertemu dengan sahabatnya.
Saat beliau menahan amarah atau ketika beliau berada di majelis peradilan sekalipun.

Diriwayatkan dari Jabir dalam sahih Bukhari dan Muslim, berkata, Sejak aku
masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau
tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku.
Suatu ketika Muhammad saw didatangi seorang Arab Badui, dengan serta merta
ia berlaku kasar dengan menarik selendang Muhammad, sehingga leher beliau membekas merah. Orang Badui itu bersuara keras, Wahai Muhammad,
perintahkan sahabatmu memberikan harta dari Baitul Maal! Muhammad saw.
menoleh kepadanya seraya tersenyum. Kemudian beliau menyuruh sahabatnya
memberi harta dari baitul maal kepadanya.
Ketika beliau memberi hukuman keras terhadap orang-orang yang terlambat dan
tidak ituk serta dalam perang Tabuk, beliau masih tersenyum mendengarkan alasan mereka.
Ka ab ra. berkata setelah mengungkapkan alasan orang-orang munafik dan sumpah palsu mereka: Saya mendatangi Muhammad saw., ketika saya
mengucapkan salam kepadanya, beliau tersenyum, senyuman orang yang
marah. Kemudian beliau berkata, Kemari. Maka saya mendekati beliau dan duduk di depan beliau.
Suatu ketika Muhammad melintasi masjid yang di dalamnya ada beberapa
sahabat yang sedang membicarakan masalah-masalah jahiliyah terdahulu, beliau
lewat dan tersenyum kepada mereka.
Beliau tersenyum dari bibir yang lembut, mulia nan suci ini, sampai akhir detikdetik
hayat beliau.
Anas bin Malik berkata diriwayatkan dalam sahih Bukhari dan Muslim, Ketika
kaum muslimin berada dalam shalat fajar, di hari Senin, sedangkan Abu Bakar
menjadi imam mereka, ketika itu mereka dikejutkan oleh Muhammad saw.
yang membuka hijab kamar Aisyah. Beliau melihat kaum muslimin sedang
dalam shaf shalat, kemudian beliau tersenyum kepada mereka!
Sehingga tidak mengherankan beliau mampu meluluhkan kalbu sahabatshabatnya,
istri-istrinya dan setiap orang yang berjumpa dengannya!
Menyentuh Hati
Muhammad saw. telah meluluhkan hati siapa saja dengan senyuman. Beliau
mampu menyihir hati dengan senyuman. Beliau menumbuhkan harapan
dengan senyuman. Beliau mampu menghilangkan sikap keras hati dengan
senyuman. Dan beliau saw. mensunnahkan dan memerintahkan umatnya agar
menghiasi diri dengan akhlak mulia ini. Bahkan beliau menjadikan senyuman
sebagai lahan berlomba dalam kebaikan, beliau bersabda,
Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah. At Tirmidzi dalam sahihnya.
Meskipun sudah sangat jelas dan gamblang petunjuk Nabi dan praktek beliau
langsung. Namun Anda masih banyak melihat sebagaian manusia masih berlaku
keras terhadap anggota keluarganya, tehadap rumah tangganya dengan tidak
menebar senyuman dari bibirnya dan dari ketulusan hatinya.
Anda merasakan bahwa sebagian manusia -karena bersikap cemberut dan muka
masam- mengira bahwa giginya bagian dari aurat yang harus ditutupi! Di mana
mereka di depan petunjuk Nabi yang agung ini! Sungguh jauh mereka dari
contoh Nabi muhammad saw.!
Ya, kadang Anda melewati jam-jam Anda dengan dirundung duka, atau
disibukkan beragam pekerjaan, akan tetapi Anda selalu bermuka masam,
cemberut dan menahan senyuman yang merupakan sedekah, maka demi Allah,
ini adalah perilaku keras hati, yang semestinya tidak terjadi. Wal iyadzubillah.
Pengaruh Senyum
Sebagian manusia ketika berbicara tentang senyum mengaitkan dengan
pengaruh psikologis terhadap orang yang tersenyum. Mengkaitkan boleh-boleh
saja, yang oleh kebanyakan orang boleh jadi sepakat akan hal itu. Namun
seorang muslim memandang hal ini dengan kaca mata lain, yaitu kaca mata
ibadah, bahwa tersenyum adalah bagian dari mencontoh Nabi saw. yang
disunnahkan dan bernilai ibadah.
Para pakar dari kalangan muslim maupun non muslim melihat seuntai
senyuman sangat besar pengaruhnya.
Dale Carnegie dalam bukunya yang terkenal, Bagaimana Anda Mendapatkan
Teman dan Mempengaruhi Manusia menceritakan:
Wajah merupakan cermin yang tepat bagi perasaan hati seseorang. Wajah
yang ceria, penuh senyuman alami, senyum tulus adalah sebaik-baik sarana
memperoleh teman dan kerja sama dengan pihak lain. Senyum lebih berharga
dibanding sebuah pemberian yang dihadiahkan seorang pria. Dan lebih
menarik dari lipstik dan bedak yang menempel di wajah seorang wanita.
Senyum bukti cinta tulus dan persahabatan yang murni.
Ia melanjutkan, Saya minta setiap mahasiswa saya untuk tersenyum kepada
orang tertentu sekali setiap pekannya. Salah seorang mahasiswa datang
bertemu dengan pedagang, ia berkata kepadanya, Saya pilih tersenyum
kepada istriku, ia tidak tau sama sekali perihal ini. Hasilnya adalah saya
menemukan kebahagiaan baru yang sebelumnya tidak saya rasakan
sepanjang akhir tahun-tahun ini. Yang demikian menjadikan saya senang
tersenyum setiap kali bertemu dengan orang. Setiap orang membalas
penghormatan kepada saya dan bersegera melaksanakan khidmat -pelayananterhadap saya. Karena itu saya merasakan hidup lebih ceria dan lebih mudah.
Kegembiraan meluap ketika Carnegie menambahkan, Ingatlah, bahwa senyum
tidak membutuhkan biaya sedikitpun, akan tetapi membawa dampak yang
luar biasa. Tidak akan menjadi miskin orang yang memberinya, justeru akan
menambah kaya bagi orang yang mendapatkannya. Senyum juga tidak
memerlukan waktu yang bertele-tele, namun membekas kekal dalam ingatan
sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya.
Betapa kita sangat membutuhkan sosialisasi dan penyadaran petunjuk Nabi yang
mulia ini kepada umat. Dengan niat taqarrub ilallah -pendekatan diri kepada
Allah swt.- lewat senyuman, dimulai dari diri kita, rumah kita, bersama istri-istri
kita, anak-anak kita, teman sekantor kita. Dan kita tidak pernah merasa rugi
sedikit pun! Bahkan kita akan rugi, rugi dunia dan agama, ketika kita menahan
senyuman, menahan sedekah ini, dengan selalu bermuka masam dan cemberut
dalam kehidupan.
Pengalaman membuktikan bahwa dampak positif dan efektif dari senyuman,
yaitu senyuman menjadi pendahuluan ketika hendak meluruskan orang yang keliru, dan menjadi muqaddimah ketika mengingkari yang munkar. Orang yang
selalu cemberut tidak menyengsarakan kecuali dirinya sendiri. Bermuka masam
berarti mengharamkan menikmati dunia ini. Dan bagi siapa saja yang mau menebar senyum, selamanya ia akan senang dan gembira.
Allahu a lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar